Selasa, 01 Maret 2011

Kisah Deva Ankura

      Sang Buddha mengunjungi alam dewa Tavatimsa untuk membabarkan AbhiDhamma kepada Dewa Santusuita, yang sebelumnya adalah ibu kandung Beliau. Selama masa itu terdapat dewa yang bernama Indaka di alam deva Tavatimsa. Indaka, dalam kehidupannya yang lampau adalah seorang pria, yang telah mempersembahkan sedikut dana makanan pada Anuraddha Thera. Karena perbuatan baik ini dilakukan kepada seorang Thera dalam masa keberadaan ajaran Buddha maka ia mendapat pahala berlipat ganda. Kemudian,..... setelah kematian, ia dilahirkan kembali dalam alam Tavatimsa dan menikmati kemewahan alam dewa. Pada saat itu, terdapat dewa lain yang bernama Ankura di alam dewa Tavatimsa yang telah banyak memberikan dana; jauh lebih banyak daripada apa yang telah Indaka berikan. Tetapi dana itu dilakukan di luar masa keberadaan ajaran Buddha. Sehingga meskipun dananya besar dan banyak, ia menikmati pahala kehidupan dewa dalam ukuran yang lebih kecil daripada Indaka, yang telah mempersembahkan sangat sedikit dana.
      Ketika Sang Buddha berada di Tavatimsa, Ankura bertanya kepada Beliau alasan ketidak-sesuaian perolehan pahala itu. Kepadanya Sang Buddha menjawab, “O dewa! Ketika memberikan dana kamu seharusnya memilih kepada siapa kamu memberi, karena perbuatan dana seperti halnya menamam bibit. Bibit yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh menjadi pohon atau tanaman yang kuat dan hebat, serta akan menghasilkan banyak buah; tetapi kamu telah menerbarkan bibitmu ditanah yang tandus, sehingga kamu memperoleh sangat sedikit.”
      Rumput liar merupakan  bencana bagi sawah dan ladang; nafsu indria merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari nafsu indria akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; kebencian merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari kebencian akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; ketidaktahuan merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas  dari ketidaktahuan akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; nafsu keinginan merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari nafsu keinginan akan menghasilkan pahala yang besar.            
      (Dhammapada 356-359)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar