Jumat, 15 April 2011

Telaga cermin

Suatu ketika di sebuah sabana, berkumpullah kelompok harimau. Di
kelompok itu, juga tinggal beberapa harimau muda yang baru mulai
belajar berburu. Ada seekor harimau muda yang terlihat menjauh dari
kelompok itu. Dia ingin mencari tantangan.

Kaki-kaki mudanya melintasi rumput-rumput yang belum terjamah.
Matanya terlihat waspada mengawasi sekitarnya. Tanpa disadari,
kakinya menuju sebuah telaga yang menjorok ke dalam. Airnya begitu
bening, memantulkan apa saja yang terlihat di atasnya. Sang harimau
muda terkejut, ketika dilihatnya ada seekor harimau lain di
sana. "Hei...ada harimau lain yang tinggal di dalam air."

Kucing besar itu masih tertegun ketika melihat harimau di telaga itu
selalu mengikuti setiap gerak-geriknya. Ketika dia mundur menjauh,
harimau dalam telaga itu pun ikut menghilang. Sesaat kemudian,
harimau itu menyembulkan kepalanya, oh, ternyata harimau telaga itu
masih ada. Dipasangnya senyum persahabatan, dan ada balasan senyum
dari arah telaga. "Akan kuberitahu yang lain. Ada seekor harimau
baik hati yang tinggal di tempat ini."

Kabar tentang harimau dalam telaga itu pun segera diberitahukannya.
Ada seekor harimau lain yang tertarik, dan ingin membuktikan cerita
itu. Setelah beberapa saat, sampailah dia di telaga itu. Dengan
berhati-hati, hewan belang itu memperhatikan sekeliling.
Ups..kakinya hampir terperosok ke dalam telaga. Dia terlihat
mengaum, seraya menyembulkan kepalanya ke arah lubang
telaga. "Hei...ada harimau yang sedang marah di dalam sana," begitu
pikirnya dalam hati. Harimau itu kembali menyeringai, memamerkan
seluruh taring miliknya. Dia menunjukkan muka marah. Ohho, ternyata
harimau dalam telaga pun tak kalah, dan melakukan tindakan serupa.

"Ah, temanku tadi pasti berbohong." Tak ada harimau baik dalam
telaga itu. Aku hampir saja dimakannya. Lihat, wajahnya saja
terlihat marah, dan selalu menggeram. Aku tak mau berteman dengan
harimau dalam telaga itu." Harimau yang masih marah itu segera
bergegas pergi. Rupanya ia tidak menyadari bahwa harimau dalam
telaga itu, sesungguhnya adalah pantulan dari dirinya.

***

Pandangan orang lain, sama halnya dengan cermin dan telaga, adalah
pantulan dari sikap kita terhadap mereka. Dugaan dan sangkaan yang
kerap muncul, bisa jadi adalah refleksi dari perlakuan kita terhadap
mereka. Baik dan buruknya suatu tanggapan, tak lain merupakan
balasan dari diri kita sendiri. Layaknya cermin dan air telaga,
semuanya akan memantulkan bayangan yang serupa. Tak kurang dan tak
lebih.

Agaknya kita perlu mencari sebuah cermin besar untuk berkaca.
Menatap seluruh wajah kita, dan mengatakan kepada orang di dalam
cermin itu. Tataplah dalam-dalam, seakan ingin menyelami seluruh
wajah itu dan berkata, "Sudahkah saya menemukan wajah yang
bersahabat di dalam sana?" Teman, cobalah menatap wajah kita dalam-
dalam, dan cobalah jujur menjawabnya, "Sudahkah kita temukan wajah
yang bersahabat di dalamnya?"

Seribu teman masih kurang... satu musuh terlalu banyak ....
Lets Make Love not War !
Lets Make Friends not Enemies !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar